Dalam lingkup TI, kode
etik profesinya memuat kajian ilmiah mengenai prinsip atau norma-norma
dalam kaitan dengan hubungan antara professional atau developer TI
dengan klien, antara para professional sendiri, antara organisasi
profesi serta organisasi profesi dengan pemerintah. Salah satu bentuk
hubungan seorang profesional dengan klien (pengguna jasa) misalnya
pembuatan sebuah program aplikasi.
Seorang
profesional tidak dapat membuat program semaunya, ada beberapa hal
yang harus ia perhatikan seperti untuk apa program tersebut nantinya
digunakan oleh kliennya atau user; ia dapat menjamin keamanan (security)
sistem kerja program aplikasi tersebut dari pihak-pihak yang dapat
mengacaukan sistem kerjanya (misalnya : hacker, cracker, dll).
Jarang kita temui perusahaan zaman sekarang tidak
menggunakan produk IT, walaupun yang terkecil sekalipun, entah hanya
digunakan untuk menghitung, menyimpan data, mencetak atau berkirim
surat. Karena adanya kebutuhan ini, maka tidak mengherankan bila kita
jumpai minimal 1 orang IT di dalam perusahaan, baik karyawan internal
ataupun eksternal. Orang IT bertanggung-jawab terhadap hardware atau
software. Yang dimaksud hardware adalah barang-barang IT yang bisa
disentuh, seperti monitor, printer, CPU, keyboard, dan sebagainya.
Sedangkan yang dimaksud software adalah produk IT yang bisa dilihat
tapi tidak bisa disentuh, seperti aplikasi, software, data dan
sebagainya.
Peranannya yang sangat besar dan
mendasar dalam perusahaan menuntut orang IT untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya secara profesi. Orang IT akan
berperan penting dalam pengolahan data, penggunaan teknologi, dan
peningkatan terus-menerus akan bisnis proses suatu perusahaan agar
perusahaan mempunyai daya saing tinggi. Bisnis proses adalah suatu
rangkaian proses dalam perusahaan yang melibatkan berbagai input untuk
menghasilkan output yang berkualitas secara berkualitas, sehingga
perusahaan dapat menghasilkan laba. Karena demikian pentingya suatu
bisnis proses dalam suatu perusahaan, maka sudah dipastikan bisnis
proses suatu perusahaan tidak boleh bocor ke perusahaan pesaing. Orang
IT sebagai orang yang paling tau akan bisnis proses perusahaan mempunyai
kode etik yang mendasar untuk menjaga kerahasiaannya. Perusahaan
sendiri mengantisipasi hal ini dengan adanya kontrak kerahasiaan yang
wajib ditandatangani oleh orang IT.
Bisnis proses
ini kemudian akan dituangkan kepada aplikasi-aplikasi dalam logika
para orang IT. Tentunya kita tau bahwa seorang individu pastilah unik
dan mereka mempunyai pemikiran sendiri. Hal ini tidak beda dengan
logika orang IT, bahwa setiap orang IT mempunyai logika IT yang berbeda
satu sama lain. Pada saat mereka membuat aplikasi, mereka
menuangkannya dalam terjemahan mereka. Alhasil, tidak semua orang akan
mengerti, karenanya adalah sangat penting bagi orang IT untuk
mendokumentasikan hasil buatannya ke dalam tulisan, agar bisa dipahami
oleh penerusnya/penggantinya. Pernah, suatu kali saya menemukan orang
IT yang sangat cerdas, dia membuat aplikasi yang sangat rumit dan tidak
melakukan dokumentasi mengenai aplikasi tersebut, ditambah dengan
kelakukan dia menyembunyikan logika aplikasi kepada setiap orang yang
bertanya, dia memutarbalikkan logika aplikasi itu, hasilnya setiap orang
tidak tahu bagaimana sistem itu bekerja. Kemudian dia sengaja pindah
bagian. Sialnya, sistemnya itu tidak bekerja dengan lancar hingga
menghantam bisnis perusahaan tersebut.
Keahlian
seseorang IT bisa membawa 2 segi, yaitu membangun atau menghancurkan.
Dengan keahlian mereka, mereka bisa membuat aplikasi yang menjadikan
suatu pekerjaan menjadi lebih efisien dan efektif, yang berujung kepada
penghematan, kecepatan dan ketepatan. Tapi pada saat yang bersamaan
mereka bisa juga menciptakan alat yang sangat merusak, seperti virus,
worm, etc. Penyebaran virus sangat cepat dan merusak bisa merugikan
suatu perusahaan hingga berjuta dollar dalam hitungan hari, bahkan jam.
Sangat diutamakan bahwa seorang IT harus mempunyai etika yang
membangun.
Penyalahgunaan yang lain adalah
memanfaatkan keahlian untuk mengambil sesuatu yang bukan haknya,
seperti mengambil uang dalam tabungan orang lain, memanipulasi suatu
fasilitas hingga tidak perlu membayar, menjual data perusahaan untuk
mendapatkan uang, memanipulasi data seperti memperbesar gaji, membeli
barang.